SENTRALISASI
Pengertian
Sentralisasi Secara etimologi
Sentralisasi berasal dari bahasa inggris yang berakar dari kata Centre yang
artinya adalah Pusat, tengah
Secara terminology sentralisasi
adalah
1. Menurut B.N. Marbun dalam bukunya
Kamus Politik mengatakan bahwa sentralisasi yang paham nya kita kenal dengan
sentralisme adalah pola kenegaraan yang memusatkan seluruh pengambilan
keputusan politik ekonomi, social di satu pusat
2.
Sentralisasi adalah seeluruh wewenang terpusat pada pemerintah pusat
Berdasarkan defenisi diatas bisa
kita interpretasikan bahwa sistem sentralisasi itu adalah bahwa seluruh decition
(keputusan/Kebijakan) dikeluarkan oleh pusat, daerah tinggal menunggu instruksi dari pusat untuk melaksanakan
kebijakan-kebijakan yang telah digariskan menurut uu. menurut ekonomi manajemen
sentralisasi adalah memusatkan semua wewenang kepada sejumlah kecil manager
atau yang berada di suatu puncak pada sebuah struktur organisasi. sentralisasi
banyak digunakan pemerintah sebelum otonomi daerah. kelemahan sistem
sentralisasi adalah dimana sebuah kebijakan dan keputusan pemerintah daerah
dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat sehingga waktu
untuk memutuskan suatu hal menjadi lebih lama.
MOTIVASI
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen
utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham
Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti
motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh
seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan
orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang
diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan
motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali
disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin
anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan
orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi.
Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di
masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga
yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
a. Faktor Internal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang
termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses
kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan
mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau
mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang
mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam
lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi;
Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan.
Harapan ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi
sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk
menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih
potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang
untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan
yang dialaminya.
Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif
yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan
dari suatu perilaku.
b. Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar
diri individu, terdiri atas:
Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada
jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia
akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang
akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai
imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;
Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok
kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau
mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu;
peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan
kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat
memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan
sosial.
Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu
terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi
secara efektif dengan lingkungannya;
Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan
karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang
yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari
satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem
pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai
tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka
akan timbul imbalan.
KEPEMIMPINAN
DEFINISI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen
sumber daya manusia yaitu membuat orang lain menyelesaikan pekerjaan,
mempertahankan semangat kerja dan memotivasi bawahan(Dessler, 1997).
Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi
prestasi suatu organisasi karena kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama
dimana tujuan organisasi dapat dicapai.
TEORI KEPEMIMPINAN
Menurut Gitosudarmo dan Sudito (2000) Teori
kepemimpinan dapat dibedakan menjadi empat yaitu :
Teori Sifat. Para peneliti mencoba menemukan karakteristik-karakteristik individu
yang membedakan pemimpin yang berhasil dan pemimpin yang gagal. Peneliti
mencoba mengaitkan karakteristik-karakteristik seperti kepribadian, emosional,
fisik intelektual, dan karakteristik lainnya. Teori-teori yang mencari karakter
kepribadian, sosial, fisik, atau intelektual yang membedakan pemimpin dari
bukan pemimpin (Robbins, 1997).
Teori Perilaku. Teori ini timbul sebagai akibat dari
ketidakpuasan terhadap teori sifat tentang kepemimpinan. Maka peneliti
memusatkan perhatiannya pada perilaku pemimpin tentang apa yang
akandilakukan pemimpin dan bagaimana cara melakukannya. Keberhasilan dari
pemimpin tergantung pada gaya kepemimpinan yang akan diterapkannya. Menurut
Robbins(1997) teori perilaku adalah teori-teori yang mengemukakan bahwa
perilaku spesifik yang membedakan pemimpin dari bukan pemimpin.
Teori Situasional Efektivitas dari pemimpin tidak
hanya ditentukan oleh gaya kepemimpinan tetapi juga ditentukan oleh situasi
yang ada dalam kepemimpinan tersebut. Faktor situasional meliputikarakteristik
dari pimpinan dan bawahan, sifat dari tugas, struktur kelompok dan jenis dari
penguatan. Menurut Stoner dan Freeman (1996) bahwa pendekatan kepemimpinan
yang menguraikan bagaimana pemimpin harus menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka
sebagai respon pada keinginan untuk berhasil dalam pekerjaan, pengalaman,
kemampuan dan kemauan dari bawahan mereka yang terus berubah.
Teori Atribusi. Pemimpin pada dasarnya adalah pengolah
informasi. Dengan demikian pemimpin akan mencari informasi tentang sesuatu hal
yang terjadi dan berusaha mencari penyebabnya yang akan dipergunakan sebagai
pedoman perilaku pemimpin. Robbins(1997) mengemukakan bahwa kepemimpinan
semata-mata suatu atribusi yang dibuat orang bagi individu-individu lain.
GAYA KEPEMIMPINAN
Menurut Hersey dan Blanchard (1982) gaya kepemimpinan
seseorang adalah pola perilaku yang dilakukan oleh orang tersebut pada
waktu berupaya mempengaruhi aktivitas orang lain seperti yang dilihat oleh
orang lain.
Gaya kepemimpinan adalah berbagai tingkahlaku yang
disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja (Stoner
dan Freeman, 1996).
Gaya kepemimpinan dibagi menjadi dua dimensi penting
menurut Edwin A. Fleisman, E.F. Harris dan H.E. Burtt dalam OhioState Study mengenai Leadership and
Supervision in Industry Tahun1955, yaitu kepemimpinan atas dasar struktur dan
berdasarkan pertimbangan (Gibson, et
al., 1997). Kepemimpinan atas dasar struktur menekankan struktur
tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan bawahan. Kepemimpinan
berdasarkan pertimbangan menunjukkan gaya memimpin yang memberikan perhatian
atau dukungan terhadap bawahan.
Pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang vital dalam
organisasi kantor. Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang agar mereka
bisa menjalankan operasi manajemen dengan baik. Selain itu, pendelegasian
wewenang adalah konsekuensi logis dari semakin besarnya organisasi. Bila
seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka sesungguhnya organisasi
itu tidak butuh siapa-siapa selain dia sendiri.Bila atasan menghadapi banyak
pekerjaan yang tak dapat dilaksanakan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan
delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar manajer dapat mengembangkan bawahan
sehingga lebih memperkuat organisasi, terutama di saat terjadi perubahan
susunan manajemen.
Yang penting disadari adalah di saat kita mendelegasikan
wewenang kita memberikan otoritas pada orang lain, namun kita sebenarnya tidak
kehilangan otoritas orisinilnya. Ini yang sering dikhawatirkan oleh banyak
orang. Mereka takut bila mereka melakukan delegasi, mereka kehilangan wewenang,
padahal tidak, karena tanggung jawab tetap berada pada sang atasan. Berikut ada
tips bagaimana mengusahakan agar para atasan mau mendelegasikan wewenang
Pendelegasian
Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu
elemen penting dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan
menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer
mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.
Ada empat kegiatan dalam delegasi wewenang:
Manager perawat/bidan menetapkan dan memberikan tugas dan
tujuannya kepada orang yang diberi pelimpahan;
Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk
mencapai tujuan;
Perawat/bidan yang menerima delegasi baik eksplisit
maupun implisit menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab.
Manajer perawat/bidan menerima pertanggungjawaban
(akontabilitas) atas hasil yang telah dicapai.
Alasan
pendelegasian :
Ada beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan.
Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai
hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
Agar organisasi berjalan lebih efisien.
Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat
memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.